Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wiwit Kopi Kampung Adat Segunung Wonosalam, Simbol Pelestarian Tradisi Budaya Lokal

Monday, June 16, 2025 | June 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-15T17:21:41Z


JOMBANG - POPULARITAS NEWS | Tradisi "wiwit kopi" merupakan sebuah ritual atau upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat petani kopi, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagai bentuk rasa syukur atas dimulainya musim panen kopi. Kata "wiwit" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "memulai". 


Tradisi ini biasanya dilakukan sebelum atau pada hari pertama panen kopi, sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh dan sebagai harapan agar panen berikutnya terus melimpah. 


Kampung adat segunung desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam merupakan salah satu destinasi desa wisata yang menawarkan keindahan alam dengan ciri khas masyarakatnya yang kental akan nuansa gotong royong masyarakat pegunungan.


Sebelum dimulainya panen raya bersama, ketua adat melakukan ritual khusus dengan do'a khas kental Jawa. Dengan harapan hasil panen dapat melimpah, jauh dari segala musibah, diberi keselamatan seluruh masyarakat dan keluarga. 

 


Acara yang digelar di kebun kopi ini menjadi penanda dimulainya musim panen kopi di Kampung Adat Segunung pada, Sabtu (14/06/2025) 12.36WIB.


Puncak dari pegelaran wiwit kopi tersebut menyuguhkan tradisi sakral seni budaya lokal seperti : jaranan, karawitan, arak gunungan hasil bumi, dan tumpengan. 


Melalui jaringan media sosial, adanya kontes sangrai kopi tradisional menjadi daya tarik wisatawan lokal dan luar kabupaten Jombang berbondong-bondong mengikuti kontes sangrai kopi. Ada 27 peserta yang mengikuti dan penasaran dalam ajang lomba sangrai. 


Menjadi kejutan tersendiri bagi masyarakat kampung adat Segunung desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam Jombang. Warga tidak menyangka terdapat peserta kontes sangrai kopi dari luar Jawa Timur. Sebagaian mereka ada yang dari Ibu kota Jakarta, Surabaya, Jogja, dan salah satu peserta ada yang hadir dari Indonesia bagian timur yakni, peserta asal kota Sorong Papua Barat Daya. 


"Kami tidak menyangka ada peserta kontes sangrai kopi bisa di datangi dari berbagai wilayah. Peserta kontes kopi yang dari luar Jawa datang sejak hari jumat (13/6) kemarin dan langsung mengikuti kontes. Ada yang dari Surabaya, Jogja, Jakarta, dan peserta yang paling jauh dari kota Sorong, Papua Barat." Ujar warga saat acara berlangsung pada, Sabtu (14/6/2025). 

 


Baltasar Klauna Haqq adalah peserta asal Sorong, Papua Barat Daya yang berhasil meraih Juara Tiga dalam kontes Sangrai Kopi Tradisional. Dirinya berhasil menyabet juara 3 bersama temannya yang berasal dari Jakarta.


Pria yang akrab disapa Kak Ball ini datang jauh-jauh dari ujung timur Indonesia untuk mengikuti kompetisi unik yang menjadi bagian dari rangkaian acara Wiwit Kopi 2025 Kampung Adat Segunung.


Ball mengaku, mengetahui informasi acara tersebut melalui akun Instagram "Akta Bumi," yayasan yang aktif mendampingi Kampung Adat Segunung dalam pengembangan SDM dan pelestarian budaya.


“Saya tertarik karena acara ini dilakukan bukan di kota besar, tapi di kampung adat. Dan ternyata acaranya benar-benar sesuai ekspektasi. Ini adalah pengalaman pertama saya dalam menyangrai kopi dengan tradisional (manual). Membutuhakan proses yang sangat detail dan api harus benar-benar stabil. Hasil cita rasa kopinya sungguh berbeda katika menggoreng dengan mesin," ungkap Ball usai menerima penghargaan.

 


Menurut Ketua Adat Kampung Segunung, Supi’i, tradisi Wiwitan awalnya juga dilakukan saat musim panen padi dan berbagai tanaman di Kampung Adat. Namun kini, karena masyarakat lebih banyak menanam kopi, Wiwit Kopi menjadi agenda tahunan yang tetap lestari hingga saat ini.


“Wiwitan Kopi adalah tradisi turun temurun di Kampung Adat Segunung. Sebenarnya tradisi wiwitan ini bukan hanya untuk kopi. Dulu saat di sini banyak perani padi, tradisi wiwitan juga dilakukan saat awal musim panen padi. Namun saat ini, kebanyakan masyarakat Kampung Adat Segunung menanam kopi, sehingga tradisi Wiwitan Kopi menjadi agenda rutin tiap tahun,” ucap Supi’i.


Sementara, Haris Aminuddin Camat Wonosalam mengapresiasi gelaran Wiwit Kopi tahunan 2025. “Tradisi Wiwit Kopi Kampung Segunung ini adalah budaya yang sudah berlangsung bertahun-tahun terakhir. Acara Wiwit tahun ini juga menjadi ajang gelar potensi UMKM Kampung Adat Segunung di Pendopo. Para pengunjung bisa mencicipi kopi dan susu gratis,” ucap Haris yang turut serta menikmati nasi tumpung.

×
Berita Terbaru Update