JOMBANG, PopularitasNews.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir dengan tujuan mulia: meningkatkan kesehatan, konsentrasi belajar, dan menekan angka stunting di kalangan pelajar. Namun, tidak semua sekolah langsung menyambutnya dengan tangan terbuka. Beberapa menyampaikan keberatan karena persoalan teknis maupun kondisi lokal yang berbeda-beda.
Menyikapi hal itu, Ketua Dewan Pendidikan, Cholil Hasyim, menegaskan bahwa penolakan bukanlah bentuk perlawanan. Sebaliknya, hal itu harus dipandang sebagai masukan penting untuk penyempurnaan program.
“Sekolah sebaiknya menyampaikan alasan penolakan secara tertulis maupun melalui forum dialog,” tegasnya.
Dewan Pendidikan pun siap menjadi jembatan antara sekolah dan pemerintah daerah. Musyawarah akan difasilitasi agar program bisa berjalan sesuai kondisi di lapangan, termasuk dalam hal menu lokal, pola distribusi, hingga mekanisme pengadaan.
Tidak hanya itu, Dewan Pendidikan juga berkomitmen mengawasi mutu makanan, keamanan penyajian, serta distribusi agar tidak merugikan peserta didik. Bahkan, edukasi gizi kepada orang tua dan siswa akan terus digencarkan, sehingga program ini tidak hanya dipersepsikan sebagai “bagi-bagi makanan”, melainkan benar-benar mendukung tumbuh kembang anak.
Dengan langkah ini, Dewan Pendidikan ingin memastikan bahwa MBG berjalan sesuai tujuan, tanpa merugikan pihak sekolah maupun para peserta didik yang menjadi penerima manfaat utama.(*)