JOMBANG - POPULARITAS NEWS | Oknum karyawan Bank Plat Merah Cabang Cempaka, Kabupaten Jombang berinisial (H) dilaporkan atas dugaan penggelapan uang nasabah yang telah almarhum sejumlah jutaan rupiah.
Dari keterangan narasumber (J) selaku ahli waris anak dari nasabah, memberikan keterangan terkait modus kejahatan yang dilakukan H pada awak media.
Dirinya menyebut, sebelum kejadian lenyapnya uang tabungan almarhum dari rekening, ia memastikan saldo berkisar Rp 10 jutaan. Sumber saldo tersebut berasal dari gaji pensiun, dikarenakan almarhum berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Selang waktu pada, Rabu (21/5/2025) ketika akan cek saldo dari mesin ATM dirinya terkejut dikarenakan saldo minus.
"Saya adalah ahli waris anak dari almarhum yang sebelumnya diberi kewenangan semenjak masih hidup. Dari mulai mengambilkan gaji sampai kebutuhan lainnya. Saldo rekening ibu saya terakhir berkisar Rp 10 jutaan. Sedangkan gaji dari pensiunnya Rp 3 jutaan tiap bulan. Ibu saya meninggal pada bulan Maret 2025 kemarin. Gaji yang di bayar dari Taspen melalui payroll bank sampai bulan Mei 2025," Tuturnya
"Saya baru mengetahui lenyapnya saldo tabungan yang ada di rekening baru kemaren (21/5) sore, waktu itu saya akan menunaikan amanah dari almarhum untuk menyedekahkan ke rumah yatim yang menjadi kebiasaan sewaktu beliau masih hidup. Akan tetapi saya terkejut melihat angka yang ada di layar monitor ATM, saldonya minus Rp - 7 jutaan," Terang J pada awal media.
Diwaktu yang sama J mencoba menghubungi H salaku marketing bank ber-plat merah tersebut terkait menyampekan adanya ketidak wajaran dari nilai tabungan almarhum. Selang beberapa menit setalah komunikasi dengan H, dirinya mencoba cek ulang saldo rekening nilainya berubah lagi.
"Setelah beberapa menit setelah saya cek rekening yang awalnya minus Rp - 7 jutaan kini angkanya berubah jadi minus Rp - 2 jutaan. Kumudian saya mencoba temui H di kantor cabang cempaka saya minta klarifikasi penjelasan terkait saldo rekening almarhum. Oknum H tersebut menyampaikan yang tidak masuk akal.
Yang membuat saya terkejut lagi dia dapat mencetak rekening koran milik almarhum tanpa atas izin yang berwenang. Lebih terkejut lagi saldo milik almarhum di alihkan ke rekening milik dia pribadi. Setelah saya mengetahui betapa buruknya sistem keamanan perbankan tersebut dengan mudah di otak-otik oleh oknum akan saya bawa ke ranah jalur hukum," Tegasnya.
Menambahkan kekesalannya terhadap sistem perbankan, dirinya mencoba cek kembali rekening melalui mesin ATM. (J) semakin merasa di permainkan ketika melihat angka saldo berubah dari minus Rp -2 jutaan menjadi sisa saldo Rp 1 jutaan.
"Saya merasa dipermainkan oleh oknum karyawan bank yang berlebel syar'i. Saya bergegas membuat laporan pada pihak yang berwajib. Namun, sebelumya saya coba cek kembali saldo rekening, alhasil saldo berubah menjadi Rp 1 jutaan. Saya berfikir sistem perbankan ini berbahaya bagi semua nasabah, hilangnya dana nasabah tidak terlepas dari orang dalam sendiri," Pungkasnya