Peta kekuatan politik di Jawa Timur mulai bergeser. Partai Gerindra kini berada di puncak elektabilitas, mengungguli dua raksasa lama: PKB dan PDIP.
Survei The Republic Institute yang dirilis 26 Juli 2025 mencatat elektabilitas Gerindra tembus 17,7 persen — melampaui PKB (16,5 persen) dan PDIP (14,6 persen). Padahal di Pemilu 2024 lalu, Gerindra masih di posisi ketiga.
Apa yang bikin Gerindra melejit?
Efek Prabowo masih kuat. Pasca dilantik jadi Presiden, gebrakan awalnya di bidang pertahanan, pangan, dan bansos bikin simpati publik makin besar. Di Jawa Timur, mesin politik Gerindra juga bergerak aktif. Kader-kadernya menang di sejumlah pilkada, dan para anggota dewan dinilai hadir dan responsif.
Sementara itu, PKB mulai kehilangan taji di basis Nahdliyin. Kekalahan beberapa tokohnya di pilkada, ditambah konflik internal dan pecahnya suara pesantren, bikin suara PKB tergerus. Sedangkan PDIP justru terpukul dari dampak nasional: kekalahan capres mereka, kekecewaan di akar rumput, hingga elit partai yang dinilai makin jauh dari rakyat.
Di bawah tiga besar, Partai Golkar bertahan di angka 9,1 persen. Yang mengejutkan, PAN melonjak ke papan atas dengan 7,6 persen. NasDem (7%), Demokrat (6,7%), dan PKS (5%) masih menunjukkan eksistensi meski belum mencatat lonjakan signifikan.
PPP? Masih terseok di angka 3,5 persen. Basis lama belum pulih, dan regenerasi belum berhasil.
Yang menarik, pemilih yang belum menentukan pilihan masih 10,2 persen. Ini jadi “medan bebas” yang bakal diperebutkan semua partai menjelang Pemilu 2029.