JOMBANG, PopularitasNews.com – Pelantikan Ketua dan Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Jombang periode 2025–2030, Selasa, 14 Oktober 2025, berlangsung khidmat namun sarat makna. Di balik prosesi seremonial di Pendopo Kabupaten Jombang, terselip pesan sosial yang kuat: membangun kepedulian dari akar budaya lokal.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Jombang Abah Warsubi, jajaran Forkopimda, serta Ketua Baznas Jawa Timur, Prof. KH Ali Maschan Moesa, yang memberikan warna berbeda lewat uraian filosofinya.
Ali, tokoh akademisi sekaligus ulama karismatik, menyampaikan konsep “Tepung, Dunung, Srawung, Manggung” , empat tahapan dalam proses sosial manusia yang menurutnya sejalan dengan nilai-nilai zakat dan kepemimpinan yang humanis.
> “Tepung berarti mengenal, Dunung berarti memahami, Srawung berarti bergaul, dan Manggung berarti beraksi. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus melalui proses mengenal, memahami, berinteraksi, lalu berkontribusi,” ujar Ali.
Ia menegaskan, kearifan lokal tersebut bukan hanya warisan budaya Jawa, tetapi juga refleksi nilai-nilai sosial Islam: tumbuh bersama, berbagi, dan saling menguatkan.
Di hadapan para pejabat daerah, Bupati Warsubi menangkap pesan itu dengan tegas. Ia menekankan pentingnya menjadikan zakat sebagai motor penggerak ekonomi umat.
> “Zakat bukan sekadar kewajiban agama, tetapi solusi sosial untuk mengatasi kemiskinan. Karena itu, kami akan mengeluarkan surat edaran agar seluruh ASN menyalurkan zakatnya melalui Baznas,” kata Warsubi.
Langkah ini, menurutnya, menjadi bentuk konkret dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan kelembagaan zakat yang transparan dan akuntabel.
Pelantikan ini juga menandai babak baru kepemimpinan Baznas Jombang, dengan Veri Rifdian Virdani menakhodai lembaga tersebut bersama empat wakilnya untuk periode lima tahun ke depan.
Veri menyampaikan tekadnya agar Baznas bukan sekadar pengelola dana zakat, tetapi menjadi katalisator gerakan sosial di tingkat lokal.
> “Kami ingin Baznas benar-benar bermanfaat bagi umat. Tidak hanya menyalurkan zakat delapan asnaf, tetapi juga hadir lewat program nyata seperti beasiswa, bantuan imam masjid, dan santunan kemanusiaan,” ujarnya.
Momentum pelantikan ini, menurut banyak pihak, mencerminkan arah baru hubungan antara pemerintah daerah dan lembaga sosial-keagamaan di Jombang. Sinergi keduanya diharapkan memperkuat visi “Jombang Maju dan Sejahtera untuk Semua.”
Dan seperti pesan penutup Abah Warsubi, semangat lokal “Tepung, Dunung, Srawung, Manggung” bukan hanya jargon, tetapi cermin perjalanan sosial Jombang menuju masyarakat yang saling mengenal, memahami, dan bergerak bersama.(*)