JOMBANG, PopularitasNews.com – Bupati Jombang Warsubi, SH., M.Si., kembali meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), kali ini di SMP Negeri 1 Sumobito, Kamis (2/10/2025). Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan untuk menguji langsung konsistensi jalannya program yang belakangan menuai kritik karena jauh dari target.
Dalam tinjauan itu, Warsubi didampingi jajaran kepala dinas terkait Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial, serta Forkopimcam Sumobito. Kehadiran rombongan disambut hangat siswa dan pihak sekolah. Namun di balik sambutan itu, terdapat pekerjaan rumah besar: memastikan program tidak hanya berjalan di lokasi yang dikunjungi bupati, tetapi juga di ratusan sekolah lain di seluruh Kabupaten Jombang.
Warsubi menekankan pentingnya pengawasan dan pelaporan cepat dari pihak sekolah maupun masyarakat. “Apabila ada hal-hal yang kurang baik dalam pelaksanaannya, saya minta segera dilaporkan agar bisa segera ditindaklanjuti,” tegasnya. Pernyataan ini sekaligus mencerminkan masih adanya potensi masalah dalam pelaksanaan di lapangan.
Kritik publik sebelumnya menyebutkan dari 174 dapur yang direncanakan beroperasi, hanya belasan yang benar-benar berjalan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah kunjungan bupati hanya menampilkan sisi “ideal” program, sementara realita di banyak sekolah lain masih jauh dari harapan?
Selain mengecek menu makanan dan susu, Warsubi juga meninjau ruang kelas yang baru direhabilitasi. Ia menilai fasilitas yang baik dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. Meski demikian, sejumlah kalangan menilai perhatian pada infrastruktur sekolah tidak boleh menutupi kewajiban utama: menjamin gizi dan kesehatan siswa secara merata.
Kunjungan Warsubi di Sumobito memperlihatkan upaya simbolis Pemkab Jombang untuk menegaskan komitmen terhadap program MBG. Namun, publik masih menunggu langkah nyata yang lebih sistematis, terutama dalam memastikan distribusi dan kualitas makanan tidak hanya baik di sekolah yang dikunjungi, melainkan di seluruh titik penerima manfaat.
Dengan demikian, pertanyaan kritis yang muncul: apakah program MBG ini benar-benar sudah siap dijalankan secara masif, atau baru sekadar menunjukkan potret keberhasilan di beberapa titik strategis?(*)
