JOMBANG, PopularitasNews.com - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di wilayah Kepatihan, Jombang, yang terhenti sejak awal Oktober, kini memicu dugaan serius adanya sabotase internal. Kecurigaan ini memuncak setelah tim investigasi Forum Lintas Media (FLM) dan LSM 'BANGKIT' memergoki Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepatihan, Nadya, dan dua penanggung jawab lainnya, bersembunyi di kantor dan kemudian melarikan diri saat dimintai klarifikasi pada Jumat sore (17/10).
Permasalahan ini memperkuat sinyal adanya permainan dan ketidakbertanggungjawaban serius yang menghambat program gizi nasional, yang ironisnya hanya terjadi di SPPG Kepatihan.
Penghentian Sepihak: Sekolah dan Vendor Dirugikan
Penghentian distribusi MBG dilakukan secara mendadak tanpa surat resmi, hanya melalui pesan WhatsApp, meninggalkan kebingungan di tingkat sekolah. Humas SMPN 2 Jombang, Nurul Aini, dan Kepala SMPN 1 Jombang, Rudy Priyo Utomo, sama-sama menegaskan belum menerima informasi resmi kapan program akan dilanjutkan.
"Sejak awal Oktober, MBG sudah tidak berjalan. Belum juga ada info kapan dimulai lagi, kami juga menunggu,” terang Rudy Priyo Utomo.
Lilis Wijayati, pemilik vendor Yayasan Puspa Wijaya Abadi, menganggap keputusan penutupan dilakukan sepihak oleh Kepala SPPG dengan dalih "perbaikan" yang tidak jelas.
"Kami juga tidak menerima instruksi dari BGN (Badan Gizi Nasional) untuk menutup. Penutupan seolah dilakukan sepihak oleh kepala SPPG," ungkap Lilis.
Vendor merugi besar karena dapur mereka, yang sudah sesuai standar bahkan melebihi syarat minimal (luas lebih dari 800 meter persegi), terpaksa berhenti total. Kerugian diperparah ketika makanan yang sudah siap pada 1 Oktober ditolak oleh SPPG dan harus disalurkan ke panti asuhan.
Kronologi Kebohongan dan Upaya Menghindar Kepala SPPG
Puncak kejanggalan terjadi saat tim investigasi FLM dan LSM 'BANGKIT' mendatangi kantor SPPG Kepatihan:
- Keterangan Palsu: Petugas kebersihan, setelah masuk ke dalam, keluar dan secara tegas menyampaikan bahwa Kepala SPPG dan staf penanggung jawab "sudah pulang semua."
- Staf Ikut Berbohong: Petugas pemorsian, Deby, juga menolak memberikan informasi, menyebut Kepala SPPG, Nadya, "sudah pulang baru saja."
- Tertangkap Basah: Koordinator tim investigasi yang curiga lantas masuk ke ruangan dan terkejut mendapati Nadya dan dua penanggung jawab lainnya berada di dalam kantor.
- Kabur dari Tanggung Jawab: Ketika dikonfirmasi mengenai mandeknya program MBG, mereka hanya menjawab singkat, "Kami belum tahu dan masih koordinasi. Saat ini kami mau keluar rapat," lalu buru-buru meninggalkan kantor. Petugas kebersihan dan Deby langsung mendapat teguran keras dari tim investigasi atas kebohongan mereka.
Dugaan Kuat Sabotase dan Tuntutan Audit BGN
Kejadian ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa Kepala SPPG Kepatihan telah bermain dan sengaja menghambat program nasional MBG.
Ketua LSM Bangkit, R. Hadi, menduga kuat ada upaya sistematis untuk menghambat jalannya program di SPPG Kepatihan.
"Saya mencurigai dari launching program MBG ini berjalan ada salah satu pihak yang kurang menginginkan SPPG desa Kepatihan ini berjalan. Dari hasil survei yang kami lakukan bersama kawan-kawan media, di tempat SPPG lain berjalan dengan baik," ungkap Hadi.
Hadi bahkan menduga adanya mobilisasi terhadap pelaksana SPPG Kepatihan dan mengaku mengantongi data hasil investigasi.
Mengingat Deni selaku Kepala Korwil SPPG Jombang juga selalu berkelit saat diminta keterangan, FLM dan LSM 'BANGKIT' mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera turun tangan dan melakukan audit menyeluruh.
Lilis Wijayati menuntut BGN memberikan kejelasan resmi atau meminta Kepala SPPG membuat surat pengunduran diri jika tidak sanggup. Publik menuntut agar Kepala SPPG Nadya segera dimintai pertanggungjawaban atas sengkarut yang mengancam hak gizi ribuan siswa di Jombang.(*)