JAKARTA - POPULARITAS NEWS | China mengimpor emas terbanyak dalam hampir setahun bulan lalu meskipun harganya mencapai rekor, setelah meningkatnya permintaan logam mulia tersebut mendorong bank sentral untuk melonggarkan pembatasan arus masuk emas batangan.
Total impor emas ke negara itu mencapai 127,5 metrik ton, tertinggi dalam 11 bulan, menurut data bea cukai yang dirilis Selasa (20/5/2025). Ini merupakan lonjakan 73% dari bulan sebelumnya, bahkan setelah emas mencapai rekor tertinggi berturut-turut, yang pada satu titik menyentuh US$3.500 per ons.
Peningkatan impor kemungkinan disebabkan oleh Bank Rakyat Tiongkok yang mengalokasikan kuota baru ke sejumlah bank komersial pada bulan April, sebagai respons terhadap permintaan yang kuat dari investor institusional dan ritel di tengah puncak perang dagang. Bank sentral mengendalikan aliran emas batangan fisik, biasanya hanya memberikan izin impor dan kuota kepada bank-bank tertentu.
Investor di Tiongkok beralih ke emas untuk melindungi diri dari meningkatnya ketidakpastian geopolitik, yang berkontribusi pada kenaikan tajam logam mulia awal tahun ini. Sementara emas telah turun pada bulan Mei dengan harapan akan meredanya ketegangan perdagangan, pembelian berkelanjutan oleh bank sentral untuk mendiversifikasi aset berdenominasi dolar terlihat semakin mendukung harga.
Grafik harga emas 24K Antam menunjukkan harga emas turun Rp 23.000/gram, dari sebelumnya Rp 1.894.000/gr menjadi Rp 1.871.000/gr. Disisi lain grafik harga emas antam 24K buyback oleh logam mulia juga turun Rp 23.000/gr, dari sebelumnya Rp 1.738.000/gr menjadi Rp 1.715.000/gr. Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback hari ini adalah Rp 156.000 per gram.
Selama ini Antam menetapkan dua macam harga emas batangan produksinya: harga emas dan harga beli kembali (buyback). Harga emas hari ini yang tercantum di atas adalah harga yang berlaku ketika kita membeli emas Antam dari gerai Logam Mulia.
Adapun harga emas buyback adalah harga yang berlaku ketika kita menjual emas kepada gerai Logam Mulia.
Siapa saja perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan.
Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.
Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.
Sekadar ilustrasi, berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi andaikata para investor membeli emas lantakan pada beberapa kurun waktu dan menjual saat ini :
Kalkulasi Potensi Untung/Rugi:
•• Membeli emas pada 13 Mei 2025 (Rp 1.884.000 per gram) = -8.97% (rugi)
•• Membeli emas pada 20 April 2025 (Rp 1.965.000 per gram) = -12.72% (rugi)
•• Membeli emas pada 20 Februari 2025 (Rp 1.708.000 per gram) = 0.41% (untung)
•• Membeli emas pada 20 November 2024 (Rp 1.498.000 per gram) = 14.49% (untung)
•• Membeli emas pada 20 Agustus 2024 (Rp 1.419.000 per gram) = 20.86% (untung)
•• Membeli emas pada 20 Mei 2024 (Rp 1.363.000 per gram) = 25.83% (untung)
•• Membeli emas pada 20 Februari 2024 (Rp 1.128.000 per gram) = 52.04% (untung)
•• Membeli emas pada 20 November 2023 (Rp 1.097.000 per gram) = 56.34% (untung)
•• Membeli emas pada 20 Agustus 2023 (Rp 1.057.000 per gram) = 62.25% (untung)
