KOTA CIREBON I BBCOM – Pemerintah Kota Cirebon terus berupaya upaya menata wajah kota agar lebih terlihat nyaman dan indah bagi seluruh masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan Pemkot adalah penataan kawasan bantaran Sungai Sukalila dan Kalibaru, yang selama ini dipenuhi bangunan pedagang kaki lima (PKL).
Seluruh bangunan PKL di area tersebut dibongkar sebagai bagian dari penataan kawasan sekaligus program normalisasi Sungai Sukalila, Kedepan, kawasan tersebut juga akan dibangun pedestrian, pemagaran, dan taman sebagai ruang publik.
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, hadir pada kegiatan penertiban bangunan PKL di bantaran Sungai Sukalila, Senin (15/12/25). Kondisi ini tidak terlepas dari pendekatan persuasif yang dilakukan pemerintah melalui sosialisasi dan imbauan secara bertahap.
Upaya tersebut membuahkan hasil, di mana sebagian PKL telah membongkar lapaknya secara mandiri sebelum petugas turun ke lapangan. Tidak kurang dari 350 personel gabungan dari kepolisian, TNI, Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran, BPBD, Linmas, dan Dinas Perhubungan, yang disiagakan untuk memastikan kegiatan berjalan aman.
Selama proses penertiban, sejumlah ruas jalan menuju kawasan Sungai Sukalila dan Kalibaru ditutup sementara. Penutupan dilakukan untuk mendukung mobilitas alat berat serta menghindari macet dan kepadatan lalu lintas.
Pada kesempatan itu Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada para pedagang yang telah kooperatif dan mendukung program pemerintah. Ia berharap seluruh bangunan di kawasan Sukalila dan Kalibaru dapat diratakan sesuai rencana dan prosesnya berjalan lancar.
“Alhamdulillah, pedagang bisa membongkar secara mandiri. Terima kasih atas kerja samanya,” ujar Edo.
Lebih lanjut, ia, mengatakan bahwa Pemkot Cirebon tidak menelantarkan para pedagang. Ia menjelaskan bahwa sebagian PKL telah menempati lokasi baru yang disiapkan pemerintah, salah satunya di kawasan Pusat Grosir Cirebon (PGC).
“Memang di awal perpindahan mungkin masih sepi, tetapi kalau sudah ada peminatnya pasti akan ramai lagi. Saya berdoa semoga rezeki para pedagang di tempat baru semakin bertambah,” tuturnya.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Iing Daiman, menyatakan bahwa pihaknya terus membuka ruang dialog dengan para pedagang dalam penertiban dan penataan Kawasan ini.
“Kami menerima aspirasi dari pedagang bunga di Kalibaru Utara. Dari 44 pedagang, ketua dan perwakilannya menyampaikan keinginan relokasi di tempat terbuka dengan space yang representatif,”.
Iing menambahkan, Pemkot Cirebon menawarkan relokasi di kawasan Pusat Grosir Cirebon (PGC), namun sebagian pedagang bunga di Kalibaru meminta lokasi di tempat yang terbuka.
Menurut Iing, Pemkot Cirebon coba mengalokasikan di belakang Terminal Harjamukti, secara teknis nanti akan diatur melalui ketua paguyuban.
“Kami memfasilitasi tempat dan pengangkutan ke lokasi. Pedagang di sini sudah ikonik, kami yakin pelanggan akan mencari, meski dipindahkan. Tugas kami mendukung, membantu promosi, dan memberikan informasi terkait relokasi agar kawasan baru bisa cepat ramai,” kata Iing.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Cirebon, Edi Siswoyo, menjelaskan teknis pelaksanaan penertiban dilakukan di Sukalila Utara dan Selatan serta Kalibaru Utara dan Selatan. “Fokus hari ini pembongkaran bangunan yang masih tersisa dan ditargetkan selesai hari ini. Setelah itu, dua hingga tiga hari ke depan dilakukan pembenahan dan pengangkutan material,” ungkap Edi.
Dukungan juga datang dari masyarakat setempat. Ketua RW 3 Pagongan, Kaelani, menyatakan pihaknya mengikuti dan mendukung kebijakan pemerintah. “Kami mendukung penataan kota. Untuk keindahan dan keteraturan kota, tentu ini hal yang baik,” katanya singkat. ( Supriyanto)
