Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ratusan Juta Dana Perjalanan Dinas Di Disperindag Muba Diduga “Dimanipulasi” TA 2023

Friday, July 18, 2025 | July 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-18T04:27:53Z


SEKAYU—Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2023 telah merealisasikan Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp1.204.877.864.227,92, di antaranya digunakan untuk membiayai Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri sebesar Rp129.622.387.511,09.


Begitu diungkapkan BPK Sumsel dalam laporan nya terbit Mei 2024 diperoleh media ini.


Dijelaskan BPK, Mekanisme pelaksanaan Belanja Perjalanan Dinas Pemerintah Kabupaten diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pedoman

Pelaksanaan Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 44 tahun

2023 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2022 tentang

Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Musi Banyuasin.


Menurut BPK, Berdasarkan ketentuan tersebut, Belanja Perjalanan Dinas merupakan komponen dari Belanja Barang dan Jasa yang dibayarkan kepada pegawai yang melakukan perjalanan dalam daerah dan luar daerah, baik dalam kabupaten, luar kabupaten maupun luar Provinsi Sumatera Selatan.


Pelaksana perjalanan dinas berkewajiban menyampaikan dokumen pertanggungjawaban atas biaya perjalanan dinas berupa bukti pengeluaran untuk biaya transportasi yang terdiri atas rincian biaya perjalanan dinas, tiket pesawat dan penyeberangan kapal beserta boarding pass, tiket travel, Bahan Bakar Minyak (BBM), serta kuitansi penginapan/hotel.


Lebih lanjut diungkapkan BPK, Hasil pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban belanja perjalanan dinas menunjukkan bahwa terdapat pertanggungjawaban dan pembayaran belanja perjalanan dinas pada 34 Satuan Kerja Pengguna Anggaran (SKPD) yang tidak sesuai dengan ketentuan sebesar Rp1.606.424.465,00.


Atas belanja perjalanan dinas sebesar Rp1.606.424.465,00, masing-masing SKPD telah menindaklanjuti dengan penyetoran sebagian ke Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten Musi Banyuasin sebesar Rp730.439.520,00 sehingga terdapat sisa yang belum ditindaklanjuti sebesar Rp875.984.945,00 (Rp1.606.424.465,00-

Rp730.439.520,00) dengan uraian sebagai berikut.


Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan

Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

mengatur bahwa pembayaran atas biaya transportasi pelaksana perjalanan

dinas harus dilaksanakan berdasarkan bukti pengeluaran riil atau

pembayaran secara at cost.


Perjalanan Dinas pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tidak Sesuai Kondisi Sebenarnya


Hasil pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam dan luar kabupaten, konfirmasi instansi tujuan dan pelaksana perjalanan dinas pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian, serta permintaan keterangan kepada pihak terkait diketahui bahwa:


1) Terdapat Belanja Perjalanan Dinas Sekretariat yang Tidak Dilaksanakan


a) Pada tahun 2023, Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian

merealisasikan Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp528.003.350,00.


Hasil konfirmasi kepada instansi tujuan dan pelaksana perjalanan dinas diketahui bahwa terdapat pegawai yang tidak melaksanakan perjalanan dinas sesuai surat tugas.


Nilai perjalanan dinas yang tidak

dilaksanakan tersebut sebesar Rp179.077.200,00, yang terdiri dari

perjalanan dinas dalam daerah sebesar Rp58.670.000,00 dan perjalanan dinas luar daerah sebesar Rp120.407.200,00;


b) Para pegawai yang namanya tercantum dalam surat tugas mengakui bahwa dirinya tidak melaksanakan perjalanan dinas.


Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang merancang perjalanan dinas dalam dan luar daerah tersebut, serta menentukan siapa saja yang

benar-benar melaksanakan perjalanan dinas dan siapa saja yang namanya hanya dipakai dalam surat tugas;


c) Hasil permintaan keterangan kepada Kepala Dinas Perdagangan dan

Perindustrian diketahui bahwa terdapat pegawai yang dimasukkan ke

dalam surat tugas untuk mendampingi Kepala Dinas Perdagangan dan

Perindustrian melaksanakan perjalanan dinas.


Namun para pegawai tersebut hanya dipinjam namanya untuk mengakomodasi biaya operasional Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian selama

perjalanan dinas. Uang yang dikelola oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian atas perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan tersebut adalah sebesar Rp95.884.400,00. Sedangkan perjalanan dinas lainnya yang tidak dilaksanakan sebesar Rp83.192.800,00, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian memerintahkan Bendahara

Pengeluaran untuk mengelola dananya untuk biaya operasional kantor

yang tidak ada anggarannya;


d) Hasil permintaan keterangan kepada Bendahara Pengeluaran diketahui bahwa seluruh uang atas perjalanan dinas Sekretariat yang tidak dilaksanakan diserahkan kepada Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian secara tunai, namun Bendahara Pengeluaran tidak

memiliki bukti serah terima; dan


e) Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, Kepala Dinas Perdagangan

dan Perindustrian dan Bendahara Pengeluaran tidak menyampaikan

bukti atas pengeluaran operasional kantor.


2) Terdapat Belanja Perjalanan Dinas Bidang yang Tidak Dilaksanakan


a) Dinas Perdagangan dan Perindustrian memiliki lima bidang dan UPTD yaitu Bidang Bahan Kebutuhan Pokok dan Penting, Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi, Bidang Industri, Bidang

Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, serta Bidang

Sarana Distribusi dan Logistik, UPTD Metrologi dan UPTD Pasar Randik. Total Belanja Perjalanan Dinas untuk seluruh bidang dan UPTD pada tahun 2023 adalah sebesar Rp1.846.434.750,00.


Hasil konfirmasi kepada instansi tujuan dan pelaksana perjalanan dinas

diketahui bahwa terdapat pegawai yang tidak melaksanakan perjalanan dinas sesuai surat tugas.


Nilai perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan tersebut sebesar Rp305.854.550,00, yang terdiri dari

perjalanan dinas dalam daerah sebesar Rp188.825.000,00 dan perjalanan dinas luar daerah sebesar Rp117.029.550,00;


b) Para pegawai yang namanya tercantum dalam surat tugas mengakui

bahwa dirinya tidak melaksanakan perjalanan dinas dan menyatakan

bahwa namanya dipinjam oleh bidang terkait;


c) Hasil permintaan keterangan kepada para Kepala Bidang diketahui

bahwa peminjaman nama pegawai di surat tugas dilakukan karena kurangnya uang perjalanan dinas akibat adanya kebijakan internal dinas untuk memotong uang perjalanan dinas. Atas perjalanan dinas

yang dilaksanakan pegawai akan dipotong sebesar 10% s.d. 35% dari total biaya perjalanan dinas;


Bendahara Pengeluaran mengakui adanya pemotongan biaya perjalanan dinas. Nilai pemotongan uang perjalanan dinas merupakan kesepakatan antara Bendahara Pengeluaran dengan PPTK dan Kepala

Bidang terkait; dan


e) Hasil permintaan keterangan kepada Kepala Dinas Perdagangan dan

Perindustrian diketahui bahwa terdapat pemotongan biaya perjalanan

dinas, namun tidak ada persentase nilai pemotongan.


Selain itu,pemotongan tidak dilakukan untuk seluruh perjalanan dinas. Uang

atas perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan digunakan untuk biaya

operasional kantor yang tidak ada anggarannya.


Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Bendahara Pengeluaran tidak memiliki bukti atas pengeluaran biaya operasional kantor tersebut.


Rincian pertanggungjawaban perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan sebesar

Rp875.984.945,00 (Rp1.606.424.465,00-Rp730.439.520,00) dapat dilihat pada

Lampiran 20.


Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11 Tahun 2021 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 136 ayat (1) yang menyatakan bahwa

setiap pengeluaran harus didukung bukti yang lengkap dan sah mengenai hak

yang diperoleh oleh pihak yang menagih;


b. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 44 Tahun 2023 tentang Perubahan

atas Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pedoman

Pelaksanaan Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin, pada:


1) Pasal 8A ayat (3) yang menyatakan bahwa untuk membuktikan bahwa

perjalanan dinas telah dilaksanakan secara rampung, pelaksana SPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melampirkan bukti riil

perjalanan dinas; dan


2) Pasal 8A ayat (4) yang menyatakan bahwa bukti riil perjalanan dinas hanya

digunakan sebagai bagian dari akuntabilitas pelaksanaan perjalanan dinas, namun bukan merupakan dasar perhitungan biaya perjalanan dinas yang

harus dibayarkan kepada pelaksana SPD.


c. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pedoman

Pelaksanaan Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin, pada:


1) Pasal 8 ayat (2) yang menyatakan bahwa biaya perjalanan dinas terdiri dari

uang harian, biaya transportasi dari tempat kedudukan ke tempat tujuan,

biaya penginapan, uang representasi bagi Pejabat Negara/ Pegawai Negeri

Sipil tertentu, biaya taksi bandara, dan sewa kendaraan dalam kota;


2) Pasal 8 ayat (3) yang menyatakan bahwa uang harian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf terdiri dari atas uang makan, uang transpor

lokal dan uang saku yang dibayarkan secara Lumpsum sebagaimana

ditetapkan dalam keputusan bupati mengenai standar biaya;


3) Pasal 8 ayat (4) yang menyatakan bahwa biaya transportasi dari tempat

kedudukan ke tempat tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

terdiri atas biaya perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat

tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke terminal bus/stasiun/ bandara/pelabuhan keberangkatan termasuk biaya retribusi yang dipungut di terminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan dan kepulangan yang dibayarkan secara at cost dengan batasan pengeluaran tertinggi sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Bupati mengenai Standar Biaya;


4) Pasal 8 ayat (4) huruf a yang menyatakan bahwa dalam hal Pelaksana SPD menggunakan kendaraan dinas atau kendaraan pribadi maka untuk

pembebanan biaya transportasi pada biaya perjalanan dinas berlaku

ketentuan sebagai berikut antara lain pelaksana SPD dapat melakukan

reimburse untuk biaya bahan bakar minyak secara at cost dengan melampirkan bukti pengeluaran berupa kuitansi/ nota/ struk dari tempat penjualan Bahan Bakar Minyak resmi yang disesuaikan dengan jarak tempuh dan jenis kendaraan yang digunakan untuk tujuan perjalanan dinas;


5) Pasal 8 ayat (4) huruf b yang menyatakan bahwa dalam hal Pelaksana SPD menggunakan kendaraan dinas atau kendaraan pribadi maka untuk

pembebanan biaya transportasi pada biaya perjalanan dinas berlaku ketentuan sebagai berikut antara lain mencantumkan plat nomor polisi kendaraan dinas atau kendaraan pribadi yang digunakan pada dokumen SPD;


6) Pasal 10 yang menyatakan bahwa Pelaksana SPD dilarang menerima biaya

perjalanan dinas rangkap (dua kali atau lebih) untuk perjalanan dinas yang

dilakukan dalam waktu yang sama;

7) Pasal 12 yang menyatakan bahwa jika di kemudian hari ternyata dalam

melakukan perjalanan dinas bahwa jumlah hari yang sebenarnya untuk

melakukan perjalanan dinas kurang dari yang ditetapkan dalam SPD

semula, maka kelebihan uang harian yang telah diterima oleh pelaksana

SPD yang bersangkutan harus disetor kembali;


8) Pasal 18 ayat (2) yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban biaya

perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan

melampirkan dokumen berupa antara lain tiket pesawat, boarding pass,

airport tax, retribusi dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya; dan


9) Pasal 19 ayat (2) yang menyatakan bahwa pihak-pihak yang melakukan

pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya (markup), dan/atau

perjalanan dinas rangkap dalam pertanggungjawaban perjalanan dinas

yang berakibat kerugian yang diderita oleh negara, bertanggung jawab

sepenuhnya atas seluruh tindakan yang dilakukan.


d. Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 573/KPTS-BPKAD/2022 tanggal 27

Oktober 2022 tentang perubahan kedua atas keputusan Bupati Musi Banyuasin

Nomor 438/KPTS-BPKAD/2020 tentang Penetapan Standar Biaya Perjalanan

Dinas Dalam Negeri. Dalam peraturan ini ditetapkan satuan tertinggi

penggantian bahan bakar minyak kendaraan dalam perjalanan dinas;


e. Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 438/KPTS-BPKAD/2020 tentang

Penetapan Standar Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri di Lingkungan

Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin, pada Lampiran Penjelasan angka 1

yang menyatakan bahwa satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam

negeri merupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari pejabat negara,

pejabat daerah, aparatur sipil negara, dan pihak lain dalam menjalankan

Pemohon informasi wajib menggunakan informasi yang diperoleh secara perintah perjalanan dinas di dalam negeri lebih dari 8 (delapan) jam.


Penggantian biaya keperluan sehari-hari meliputi keperluan uang saku,

keperluan uang transportasi lokal dan keperluan uang makan. Perjalanan dinas

di dalam negeri yang kurang dari 8 (delapan) jam hanya diberikan uang transpor lokal; dan


f. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900.1.15.1/18786/Keuda angka 5

yang menyatakan bahwa pelaksanaan dan pertanggungjawaban perjalanan

dinas daerah bagi Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN dan

Pihak Lain didasarkan pada peraturan kepala daerah dengan memedomani

Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional dan

dalam hal Penjelasan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

Perjalanan Dinas Pemerintahan Daerah. Kepala daerah dapat menambahkan

pengaturan syarat kelengkapan pertanggungjawaban secara lumpsum bagi anggota DPRD yaitu dengan menyertakan dokumen pengeluaran riil yang sah (seperti boarding pass/bukti transportasi lainnya, bukti penginapan) bukan untuk dilihat besaran biaya tetapi semata-mata untuk memastikan akuntabilitas pelaksanaan perjalanan dinas.


Permasalahan di atas mengakibatkan:

a. Belanja Barang dan Jasa lebih saji sebesar Rp1.606.424.465,00; dan


b. Kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas sebesar Rp875.984.945,00

(Rp29.433.500 + Rp49.734.250,00 + Rp27.358.000,00 + Rp284.527.445,00 +

Rp484.931.750,00).


Hal tersebut disebabkan oleh:

a. Para Kepala SKPD terkait kurang optimal melakukan pengawasan dan

pengendalian pelaksanaan perjalanan dinas di satuan kerjanya;


b. PPK SKPD dan PPTK SKPD terkait kurang cermat dalam melakukan verifikasi

atas kebenaran materiil biaya pembayaran perjalanan dinas yang ditagihkan;

dan


c. Pelaksana perjalanan dinas tidak memedomani ketentuan dalam

mempertanggungjawabkan perjalanan dinas.


Atas permasalahan tersebut Kepala SKPD terkait menyatakan sependapat dan

akan menyetorkan kelebihan pembayaran tersebut ke kas daerah serta

mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan perjalanan dinas.


BPK merekomendasikan kepada Bupati Musi Banyuasin agar memerintahkan:

a. Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD, Inspektur, Kepala BAPPEDA, Kepala

BPKAD, Kepala Badan Kesbangpol, Kepala BKPSDM, Kepala BPPRD, Kepala BPBD, Kepala Dinas Dikbud, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perkim, Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala DPPPA, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Kominfo, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Kepala Dispopar, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinkop UKM, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kepala Disnakertrans, Kepala

DPPKB, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,


Kepala Dinas TPHP, Kepala Perikanan, Kepala Dinas Perdagangan dan

Perindustrian, Camat Sekayu, dan Camat Babat Toman selaku Pengguna

Anggaran untuk:


1) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan

perjalanan dinas di satuan kerjanya dan menginstruksikan PPK SKPD

terkait untuk lebih cermat dalam memverifikasi permintaan pembayaran

perjalanan dinas sesuai ketentuan;


2) Memproses kelebihan pembayaran belanja perjalanan dinas


b. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian selaku Pengguna Anggaran untuk memedomani ketentuan dalam mempertanggungjawabkan perjalanan dinas, serta memproses kelebihan pembayaran sebesar Rp484.931.750,00 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan menyetorkannya ke kas daerah.


Sementara itu pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab. Muba selaku Pengguna Anggaran akan temuan BPK yang adanya dugaan manipulasi laporan keuangan Daerah ini Belum memberikan tanggapannya hingga berita ini diterbitkan.(Red)

×
Berita Terbaru Update