Muba – Dugaan keterlibatan oknum aparat dalam pusaran bisnis minyak ilegal refinery kembali mencuat. Bukan hanya sekadar isu, tetapi kini disertai pengakuan langsung dari sopir angkutan yang tertangkap kamera awak media. Aktivitas ilegal ini diduga berjalan mulus karena mendapat “payung” dari oknum polisi yang bertugas di Polres Muba.
Pada rabu, 25 November 2025, tim gabungan awak media dan LSM menemukan truk kuning nopol BH 8214 NV yang diduga kuat mengangkut minyak ilegal jenis cong. Truk tersebut terlihat melintas santai di jalur Mangun Jaya – Macang Sakti, tanpa ada upaya penindakan, seolah memiliki kebal hukum.
Fakta mengejutkan terkuak saat sopir truk, Rio, memberikan pengakuan blak-blakan soal adanya koordinasi dengan pihak tertentu. Dalam keterangannya, Rio menyebut bahwa mereka telah melakukan koordinasi dengan oknum polisi berinisial E (Eko) yang disebut-sebut bertugas di Polres Muba.
“Minyak ini akan kami kirim ke Lampung. Untuk wilayah Sekayu kami sudah koordinasi dengan Eko nyamok, oknum polisi yang tugas di Polres Muba. Untuk wilayah Palembang kami koordinasi dengan Barkah,” ujarnya tegas kepada awak media.
Pernyataan ini tentu memunculkan dugaan serius bahwa praktik angkutan minyak ilegal refinery bukan sekadar aktivitas gelap biasa, tetapi sudah masuk pada level diduga terorganisir dan dilindungi oleh oknum-oknum yang seharusnya menegakkan hukum.
Jika benar demikian, maka aktivitas minyak ilegal tersebut tidak hanya merugikan negara, tetapi juga mencoreng nama institusi kepolisian—terlebih terjadi di wilayah hukum Polres Muba yang selama ini gencar menyuarakan komitmen pemberantasan illegal refinery.
Sementara itu, hingga berita ini dipublikasikan, oknum E (Eko) tidak memberikan respon apa pun saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp. Sikap diam ini justru menambah tanda tanya besar terkait dugaan keterlibatan dirinya. (Tim)
