JAKARTA, PopularitasNews.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan capaian positif perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 tercatat mencapai 5,04 persen (yoy). Angka ini membuktikan resiliensi Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut.
Dalam konferensi pers APBN KiTA yang digelar di Jakarta pada Kamis (20/11/2025), Menkeu menegaskan bahwa stabilitas ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat serta akselerasi belanja negara yang mulai memberikan dampak signifikan.
Salah satu sorotan utama dalam laporan periode ini adalah pembalikan arah belanja pemerintah. Jika pada triwulan I dan II sempat mengalami kontraksi (minus), pada triwulan III ini konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen.
"Dulu belanja pemerintah seperti 'ngerem', sekarang kita sudah 'ngegas'. Dampak APBN ke ekonomi jadi positif, dan tren ini akan kita jaga hingga triwulan keempat," ujar Purbaya Yudhi Sadewa.
Peningkatan signifikan terlihat pada sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan ekonomi daerah:
- Sektor Pertanian: Mengalami kenaikan drastis menjadi 4,93 persen, naik tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 1,62 persen berkat program prioritas pangan.
- Sektor Transportasi: Tumbuh pesat 8,62 persen, seiring dengan tingginya mobilitas distribusi barang industri.
- Sektor Informasi & Komunikasi: Menjadi juara pertumbuhan dengan angka 9,65 persen.
- Manufaktur & Perdagangan: Keduanya tumbuh solid di atas 5 persen, mencerminkan aktivitas produksi dan pasar yang sehat.
Sisi pengeluaran masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,89 persen. Sementara itu, investasi atau PMTB tumbuh 5,04 persen, menandakan kepercayaan investor terhadap iklim bisnis di Indonesia masih sangat tinggi.
Kinerja ekspor juga mencatatkan angka impresif sebesar 9,91 persen, yang memperkuat neraca perdagangan dan memberikan kontribusi positif terhadap PDB nasional.
Menkeu optimistis bahwa dengan seluruh sektor yang berada di zona positif, pemulihan ekonomi Indonesia telah merata, baik dari sisi permintaan domestik maupun global. Kebijakan fiskal yang adaptif melalui APBN akan terus menjadi alat pelindung masyarakat sekaligus katalis pertumbuhan. (brown)
